Tren Bagus Liverpool vs Rekor Buruk Kontra Chelsea

Liverpool - Setelah melalui periode berat di awal, Liverpool belakangan sudah memperlihatkan konsistensi. Namun, tren bagus itu diuji oleh Chelsea, lawan yang sudah cukup lama gagal dikalahkan 'Si Merah'.

Liverpool akan menghadapi Chelsea di babak semifinal Piala Liga Inggris. Di leg pertama, The Reds lebih dulu akan menjadi tuan rumah dengan menjamu rivalnya itu di Anfield pada malam ini (20/1/2015). Jordan Henderson dkk. mengincar modal positif di kandang sendiri sebelum melawat ke Stamford Bridge sepekan berikutnya.

Melihat tren bagusnya, Liverpool layak untuk percaya diri menghadapi Chelsea. Anak asuh Brendan Rodgers itu tidak terkalahkan dalam delapan pertandingan terakhirnya di seluruh kompetisi domestik dengan enam kemenangan dan hanya dua kali seri. Bahkan setelah pergantian tahun, Liverpool sukses memetik tiga kemenangan beruntun.

Akan tetapi, Chelsea merupakan ancaman besar bagi Liverpool. Pasalnya, The Anfield Gang tidak pernah menang dari The Blues dalam lima duel terakhirnya. Di kandang sendiri, Liverpool seri sekali dan dua kali kalah termasuk ketika menyerah 1-2 pada pertemuan pertama mereka di Premier League pada November 2014 lalu.

"Kami tidak suka kalah melawan siapapun tapi saya pikir, khususnya melawan Chelsea, kami tidak bermain dengan baik seperti harapan kami," ucap Rodgers di Guardian.

Rodgers mengaku hubungannya dengan mantan bosnya, manajer Chelsea Jose Mourinho, mungkin akan berlangsung tidak mulus menyusul rivalitas kedua klub. Seperti diketahui manajer Liverpool itu merupakan bawahan Mourinho di periode pertama membesut 'Si Biru'.

"Kami mungkin tidak akan banyak kontak sekarang tapi tetap saling menghormati," lanjut dia. "Kesempatan bekerja dengan dia selama sekitar 3 tahun lebih sangat bernilai bagi saya dan mudah-mudahan dalam beberapa hal saya sudah membantu dia karena kami pernah menjalin komunikasi yang baik."

"Tapi tentu ketika Anda bertarung dalam kompetisi yang sama, pertemanan ... Saya sangat menaruh hormat kepada dia, dia adalah orang dan pelatih yang menakjubkan tapi Anda sangat asyik dalam pekerjaan sendiri dan Anda tidak akan banyak berkomunikasi. Anda tidak akan lagi berbincang seperti sebelumnya dan pada akhirnya Anda akan menjadi rival," imbuh Rodgers.

Sumber: detik.com